Friday, 30 August 2013

Bawa-bawa Nama Presiden, Ruhut: PKS Kalap!

 JAKARTA, tribunkaltim.co.id - Politisi Partai Demokrat Ruhut Sitompul membantah adanya kaitan seseorang bernama Sengman dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang diungkapkan saksi Ridwan Hakim dalam persidangan kasus dugaan suap impor sapi, Kamis (29/8/2013). Menurut Ruhut, itu hanyalah cara Partai Keadilan Sosial (PKS) untuk mengalihkan kesalahan.
"Kalau soal daging sapi, PKS itu orang yang mau masuk jurang sampai-sampai ranting, kayu, mau dia bawa-bawa ikut masuk ke jurang. PKS sudah kalap karena elektabilitasnya melorot," ujar Ruhut saat dihubungi Jumat (30/8/2013).

Ruhut mengaku baru mendengar nama Sengman dari media massa. Ia pun meminta PKS tidak lagi lari dari tanggung jawabnya dalam kasus dugaan suap impor daging sapi ini.
"Enggak itu nama Sengman. Jadi mereka biasa kayak gitu, karena polling-nya babak belur. Mau nyeret Hatta dan semuanya sekarang ke Cikeas," imbuh Ruhut.
Munculnya nama Sengman

 Ridwan Hakim, putra Ketua Majelis Syuro PKS Hilmi Aminuddin, saat bersaksi dalam persidangan kasus dugaan suap impor daging sapi, dengan terdakwa Ahmad Fathanah, Kamis (19/8/2013), di Pengadilan Tipikor, Jakarta.

Sidang kasus dugaan suap impor daging sapi dengan terdakwa Ahmad Fathanah terus berlanjut di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta. Persidangan kasus ini, Kamis (29/8/2013), menghadirkan Ridwan Hakim, putra Ketua Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera.
Rekaman percakapan Fathanah dan Ridwan diputar dan nama Presiden Susilo Bambang Yudhoyono disebut. Pemutaran rekaman pembicaraan tersebut dilakukan oleh jaksa penuntut umum dari Komisi Pemberantasan Korupsi.

Menurut jaksa, percakapan itu terjadi setelah pertemuan Ridwan dan Fathanah di Kuala Lumpur, Malaysia, Januari 2013. Dalam rekaman itu, didengarkan suara Fathanah yang menyampaikan kepada Ridwan bahwa uang Rp 40 miliar sudah beres dikirim melalui Sengman dan Hendra.
Mendengar rekaman itu, Ketua Majelis Hakim Nawawi Pomolango kemudian menanyakan nama yang muncul tersebut kepada Ridwan.

"Ada nama Sengman. Itu siapa?" tanya Nawawi.
"Itu nama orang, Pak," jawab Ridwan.
"Iya, siapa?" tanya hakim lagi yang tampak kesal dengan jawaban Ridwan.
Ridwan kemudian menjelaskan bahwa Sengman adalah utusan Presiden SBY.
"Waktu saya diputarkan (rekaman) ini di penyidikan KPK, saya jelaskan Bapak Sengman ini setahu saya ini utusan Presiden kalau datang ke PKS," jawab Ridwan.
"Presidennya siapa?" tanya Nawawi.
"Presiden kita, Pak SBY. (Sengman) di BAP (Berita Acara Pemeriksaan) ditulis dia orang dekatnya Pak SBY," jawab Ridwan lagi.

Sementara itu, Hendra menurut Ridwan adalah teman dari Sengman. Ketika dicecar oleh hakim, Ridwan mengaku tidak tahu maksud pembicaraan Fathanah.
"Saya tidak tahu karena beliau (Fathanah) bilang ini 40 (Rp 40 miliar) dibawa Sengman," katanya.
Menurut Ridwan, substansi keseluruhan pembicaraan lewat telepon itu adalah mengenai pemberitaan di majalah Tempo saja.

"Substansinya masalah (yang dimuat majalah) Tempo itu saya jelaskan. Soal kuota daging sapi, Pak. Permasalahannya nama saya waktu itu disangkutpautkan. Yang saya paham, pemberitaan (Tempo) 2011 salah. Saya tidak ada kaitannya dengan daging sapi," terang Ridwan.
Dalam rekaman itu, juga disebut nama El dan Engkong. Ridwan yang dikonfirmasi menyatakan bahwa El adalah Direktur Utama PT Indoguna, Maria Elizabeth Liman. Sementara Engkong adalah sebutan untuk ayah Ridwan, Hilmi.

No comments:

Post a Comment