Jakarta - Guncangan tengah terjadi pada ekonomi
Indonesia saat ini. Nilai tukar rupiah melemah dan membuat dolar AS
tembus Rp 11.000, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) juga anjlok.
Pengamat Ekonomi dan juga mantan Menteri Perekonomian Kwik Kian Gie pun
angkat suara atas kondisi ini.
Menurut Kwik, kondisi terjadi
karena faktor ekonomi di dalam negeri. Pengaruh ekonomi global seperti
perbaikan ekonomi di AS tidak berpengaruh signifikan terhadap situasi
yang terjadi.
"Yang paling dominan jelas internal. Eksternal itu
kecil sekali nggak ada artinya. Kalau kita lihat pers internasional,
selama berbicara keterkaitan ekonomi negara-negara, Indonesia nggak
pernah disebut. Yang menyebut Indonesia dipengaruhi asing hanya
Indonesia sendiri," ungkap Kwik dalam acara diskusi yang diselenggarakan
Megawati Institute di Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (28/8/2013).
Kwik
mengatakan, kondisi perlambatan ekonomi tengah terjadi di Indonesia.
Dalam kondisi seperti saat ini, penting bagi pemerintah untuk bisa
menjaga kestabilan harga bahan-bahan kebutuhan pokok.
"Masyarakat
merasa pemerintah mengerti persoalan dan mengakui kelemahannya di mana.
Masyarakat yang menyimpan (dolar) diyakinkan. Jangan sok mengatakan Rp
12.000 terus bilang setelah itu akan turun dan aman. Sekarang saja sudah
Rp 11.000. Kalau seperti ini masyarakat akan nggak percaya," jelasnya.
"Menurut
saya pilihannya nggak banyak. Kalau saya di pemerintah, karena
pilihannya nggak banyak. Saya pilih stabilitas kebutuhan barang pokok.
Caranya pakai uang APBN," jelasnya.
Pada kesempatan itu, Kwik
sedikit mengkritisi paket kebijakan penghapusan Pajak Penjualan Barang
Mewah (PPn BM) untuk kendaraan mewah yang dirakit di luar negeri (CBU).
Menurutnya, kebijakan ini tidak akan menahan orang kaya untuk membeli
kendaraan mewah. Pembelian kendaraan mewah bagi orang kaya adalah
masalah gengsi.
Soal rencana pemerintah meningkatkan penggunaan
biodiesel untuk menekan impor BBM juga dianggap tak efektif. Karena
program ini tidak bisa dilakukan secara cepat. Perlu adanya persiapan
sebelum penggunaan biodiesel diterapkan.
"Itu mobil sudah
dirakit di Indonesia. Orang yang beli itu motifnya pamer, uang berlipat.
Itu punya private jet (jet pribadi). Dinaikkan 200 persen itu tetap
beli. Menteri ini nggak mengerti motif orang hidup," tegasnya.
No comments:
Post a Comment