Monday, 26 August 2013

Meneropong Pergerakan Rupiah Terhadap Dolar AS Pekan Depan

Jakarta - Analis pasar uang memprediksi pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS masih akan berlanjut pada pekan depan sebagai dampak dari kondisi ekonomi dalam negeri maupun global.

Analis Rupiah yang juga Direktur Currency Management Group Farial Anwar memprediksi, pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di awal perdagangan pekan depan masih akan bergerak melemah di atas Rp 10.800.

"Minggu depan (Senin besok) pelemahan rupiah masih akan berlanjut di atas Rp 10.800," ujar Farial kepada detikFinance, di Jakarta, Minggu (25/8/2013).

Ia menjelaskan, penyebab rupiah masih terus melemah adalah kebutuhan masyarakat Indonesia terhadap dolar AS masih tinggi sementara persediaan terbatas. Hal inilah yang menjadi salah satu penyebabnya.

"Kepanikan masih akan berlanjut ya karena permintaan dolar banyak, supply and demand tidak seimbang, impor lebih besar dari ekspor," katanya.

Selain itu, utang valuta asing (valas) baik pemerintah maupun swasta masih tinggi. Hal ini menyebabkan rupiah terus melemah.

Menurutnya paket kebijakan ekonomi yang diberikan pemerintah nyatanya tidak direspons positif oleh pasar pada pekan lalu. Pasalnya, paket kebijakan ekonomi tersebut, hanya berlaku untuk antisipasi jangka panjang dan tidak berlaku apa-apa untuk meredam kepanikan pasar di jangka pendek.

"Saya melihatnya dampaknya nggak banyak, itu kan jangka panjang kebijakan-kebijakan yang dikasih, bukan kemanisan pasar untuk jangka pendek," ujarnya.

Farial menambahkan, pemerintah atau pun Bank Indonesia (BI) harus bisa mencari solusi jangka pendek untuk menghentikan kepanikan pasar, misalnya dengan tak memberlakukan rezim kapital bebas atau rezim bebas di pasar keuangan Indonesia yang menyebabkan rupiah melorot.

"Asing harus dikendalikan, jangan dibiarkan untuk bisa keluar masuk secara bebas di pasar keuangan kita," kata Farial.

No comments:

Post a Comment