Keunikan yang dimiliki Danau Labuan Cermin sudah terkenal dan
dikenal di berbagai negara. Sejumlah stasiun televisi juga memberinya
sebutan sebagai salah satu keajaiban dengan keunikan yang dimiliki
tersebut. Namun, masih banyak yang harus dilakukan di dalam mengangkat
objek wisata tersebut.
LAMA perjalanan menuju Bidukbiduk memang memerlukan
waktu sekitar 5 jam. Perjalanannya memang mengasyikkan karena pemkab
sudah menuntaskan kewajibannya membangun jalan yang baik. Yang menjadi
keluhan justru jalan provinsi yang belum tuntas, yang volumenya hanya 19
kilometer. Jalan yang membuat setiap orang pasti stres dan sakit
kepala.
Keluhan ini pasti dirasakan oleh warga yang ingin berkunjung ke Labuan
Cermin di Kecamatan Bidukbiduk. Bayangkan dengan jarak yang 19
kilometer itu jarak tempuhnya lebih dari satu jam. Dan, selepas itu
barulah merasa lega. Melewati aspal mulus dari kecamatan Batu Putih
hingga ke Bidukbiduk.
Labuan Cermin, menjadi magnet bagi wisatawan ketika usai Lebaran lalu.
Pihak kecamatan terpaksa memberikan nomor urut bagi pengunjung yang
akan berkeliling dengan kapal nelayan, mengitari seluruh sudut Labuan
Cermin. Bayangkan, jumlahnya hingga 2.700 orang. Ini yang membuat sibuk
warga yang dipercaya mengatur arus pengunjung tersebut. Terutama dalam
mengatur keamanannya.
Sepintas memang tak ada bedanya dengan obyek wisata lainnya. Namun,
bila berada di atas danau yang berwarna biru dan jernih itu, barulah
terasa sensasinya. Yang membuat penasaran dan belum banyak orang yang
bisa menjawabnya adalah mengapa di kawasan danau yang dalamnya hingga 14
meter itu, terdapat perpaduan antara air tawar di permukaan dan air
asin di bawahnya. Ini yang membuat pengunjung pasti penasaran.
Ini pula yang membuat Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, memberinya nama
Danau Dua Rasa. Rasanya memang ada dua. Kehidupan di bawahnya pun
terjadi dua dunia yang berbeda.
Ada penyu asik berenang di kawasan air asin, namun di atasnya juga biota yang hidup di air laut juga bermain leluasa.
Bupati Berau Makmur HAPK setiap saat selalu mengingatkan agar kawasan
hutan yang ada di sekitar Labuan Cermin tetap dibiarkan lestari. Apalagi
di sekitarnya terdapat perusahaan perkebunan yang memang bisa mengancam
setiap saat. ”Kawasan hutan harus dijaga dan tidak masuk dalam kawasan
perkebunan,” kata Makmur.
Mungkin yag perlu menjadi perhatian adalah menyiapkan pandu wisata
yang memahami sejarah Labuan Cermin. Sehingga sekembalinya dari lokasi
itu ada kenangan keindahan maupun kenangan kisah yang bisa didapat
pengunjung.
No comments:
Post a Comment