SAMARINDA – Untuk pertama kalinya, Wakil Gubernur
Kaltim Farid Wadjdy yang selalu terlihat harmonis dengan sang gubernur
Awang Faroek Ishak, berani melawan. Farid menyebut proyek multiyears
yang selama ini digagas dan begitu dibanggakan Awang Faroek sebagai
proyek yang minim manfaat. Ini jadi konsumsi publik ketika terbeber
dalam Rapat Paripurna Istimewa Penyampaian Visi-Misi Sabtu (24/8)
kemarin.
Dalam momen ini, ketiga pasangan calon sesuai nomor urut yakni Awang
Faroek-Mukmin Faisyal, Farid Wadjdy-Aji Sofyan Alex dan Imdaad
Hamid-Ipong Muchlissoni, memang diberi kesempatan untuk memaparkan apa
saja visi-misi mereka dalam pembangunan Kaltim 5 tahun ke depan di depan
para anggota DPRD Kaltim. Komentar pedas namun tenang dari Farid,
langsung bikin seisi gedung dewan kaget.
“Kami tidak melanjutkan penderitaan masyarakat Kaltim. Kami tidak
melanjutkan kesulitan air bersih, kurang listrik, pengangguran, dan
megaproyek yang minim manfaatnya serta tidak cepat dirasakan masyarakat
Kaltim,” cetusnya saat pemaparan, “menjewer” telak program-program Awang
Faroek. Sindiran itu langsung dilanjutkan Farid dengan program yang
menarik.
Pasangan nomor dua ini ingin Kaltim mandiri dan sejahtera. Misinya
terkonsentrasi di bidang bisnis. Mencontoh negara-negara maju seperti
Korea Selatan, Tiongkok, dan Singapura. Menurut mereka, untuk menjadi
negara maju setidaknya Kaltim perlu menyumbang 86.000 entrepreneur baru.
“Jumlah tersebut dua persen dari jumlah penduduk Kaltim.
Bila kita ingin makmur, katakanlah dalam jangka waktu 5 tahun ini, maka
Kaltim harus mencetak 17.200 wirausahawan per tahun,” terangnya. Farid
menyebut, jika mereka memimpin nanti, sudah siap dengan program-program
yang menargetkan tumbuhnya wirausahawan mandiri. Target lain berupa 100
inkubator bisnis di Kaltim yang terkoneksi dengan universitas.
Selama pemaparan, Farid tampak berkolaborasi, bergantian dengan
wakilnya, Sofyan Alex. Ini jauh berbeda bila dibandingkan dengan
pasangan nomor urut 1, AFI-Mukmin, yang semua pemaparannya diucapkan
oleh AFI. Dalam penyampaiannya, Faroek memaparkan visi dan misi dengan
melanjutkan berbagai megaproyeknya. Juga konsentrasi dengan Kawasan
Ekonomi Khusus (KEK).
Tetap mengucurkan beasiswa untuk 50 ribu pelajar per tahun.
Meningkatkan kesediaan pangan melalui konsentrasi pembangunan food
estate. Yang terakhir, pasangan nomor urut tiga Imdaad-Ipong. Mereka
menampilkan sesuatu yang beda, gaya pemaparannya lebih mirip orasi
ketimbang membaca materi. Apalagi ketika Ipong memaparkan visi-misi
dengan suara serak-basahnya.
“Kita tahu jalan rusak antarkabupaten/kota sangat dikeluhkan. Bukan
hanya masyarakat tapi pejabat juga mengeluhkan kondisi ini. Transportasi
akan jadi hal yang pertama kali dibereskan,” ujar Ipong usai rapat
paripurna.
Selain itu, lanjutnya, pekerjaan rumah besar yaitu memanfaatkan lahan
bekas tambang. Ipong berpendapat, potensi besar di lahan bekas tambang
tapi tidak dilirik. Begitu pula dengan potensi wisata di Kaltim.
Sementara Imdaad menekankan jatah dari pusat yang harusnya diterima
Kaltim. “Kita tahu Kaltim merupakan provinsi terkaya tapi kenapa jalan
masih rusak, listrik kurang, juga pengangguran yang jumlahnya tinggi,”
tegasnya.
ADA YANG DIZALIMI
Ketika ketiga pasangan berceloteh tentang janji-janji mereka,
sorak-sorai, tepuk tangan, hingga gelak tawa jadi ekspresi para
penonton. Hal menarik tampak ketika giliran Farid-Sofyan Alex yang maju.
Mereka tampak kompak meski diboikot para anggota DPRD Kaltim dari
fraksi PDI Perjuangan (PDIP), yang mestinya jadi pendukung mereka.
Hanya dua kader PDIP yang datang. “Kami tidak memerintahkan anggota
DPRD dari PDI Perjuangan tidak hadir di rapat paripurna. Tapi kami
memerintahkan walk out ketika cawagub pasangan tersebut memaparkan
visi-misi,” ujarnya. Dodi juga tidak menyebut nama Aji Sofyan Alex, dia
berulang kali menyebut “cawagub yang tidak direstui partai”. Menanggapi
aksi tersebut Sofyan menjawab santai.
Menurutnya, dia tak masalah jika PDI Perjuangan tidak sepakat dengan
pengusungannya. “Tapi bukan begitu caranya, terlihat sekali tidak
berjiwa besar. Ini acara KPU (Komisi Pemilihan Umum, Red) berarti mereka
tidak menghargai KPU,” ujarnya. Sofyan mengaku ikhlas menerima segala
perlakuan kepada dirinya. “Banyak yang bilang saya dizalimi, doa orang
yang dizalimi kan terkabul ya. Jadi saya tetap menjaga semangat.
No comments:
Post a Comment