Monday, 26 August 2013

Farid Berani “Jewer” Awang Faroek

SAMARINDA – Untuk pertama kalinya, Wakil Gubernur Kaltim Farid Wadjdy yang selalu terlihat harmonis dengan sang gubernur Awang Faroek Ishak, berani melawan. Farid menyebut proyek multiyears yang selama ini digagas dan begitu dibanggakan Awang Faroek sebagai proyek yang minim manfaat. Ini jadi konsumsi publik ketika terbeber dalam Rapat Paripurna Istimewa Penyampaian Visi-Misi Sabtu (24/8) kemarin.
 
Dalam momen ini, ketiga pasangan calon sesuai nomor urut yakni Awang Faroek-Mukmin Faisyal, Farid Wadjdy-Aji Sofyan Alex dan Imdaad Hamid-Ipong Muchlissoni, memang diberi kesempatan untuk memaparkan apa saja visi-misi mereka dalam pembangunan Kaltim 5 tahun ke depan di depan para anggota DPRD Kaltim. Komentar pedas namun tenang dari Farid, langsung bikin seisi gedung dewan kaget.
 
“Kami tidak melanjutkan penderitaan masyarakat Kaltim. Kami tidak melanjutkan kesulitan air bersih, kurang listrik, pengangguran, dan megaproyek yang minim manfaatnya serta tidak cepat dirasakan masyarakat Kaltim,” cetusnya saat pemaparan, “menjewer” telak program-program Awang Faroek. Sindiran itu langsung dilanjutkan Farid dengan program yang menarik.
 
Pasangan nomor dua ini ingin Kaltim mandiri dan sejahtera. Misinya terkonsentrasi di bidang bisnis. Mencontoh negara-negara maju seperti Korea Selatan, Tiongkok, dan Singapura. Menurut mereka, untuk menjadi negara maju setidaknya Kaltim perlu menyumbang 86.000 entrepreneur baru. “Jumlah tersebut dua persen dari jumlah penduduk Kaltim.
 
Bila kita ingin makmur, katakanlah dalam jangka waktu 5 tahun ini, maka Kaltim harus mencetak 17.200 wirausahawan per tahun,” terangnya. Farid menyebut, jika mereka memimpin nanti, sudah siap dengan program-program yang menargetkan tumbuhnya wirausahawan mandiri. Target lain berupa 100 inkubator bisnis di Kaltim yang terkoneksi dengan universitas.
 
Selama pemaparan, Farid tampak berkolaborasi, bergantian dengan wakilnya, Sofyan Alex. Ini jauh berbeda bila dibandingkan dengan pasangan nomor urut 1, AFI-Mukmin, yang semua pemaparannya diucapkan oleh AFI. Dalam penyampaiannya, Faroek memaparkan visi dan misi dengan melanjutkan berbagai megaproyeknya. Juga konsentrasi dengan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK).
 
Tetap mengucurkan beasiswa untuk 50 ribu pelajar per tahun. Meningkatkan kesediaan pangan melalui konsentrasi pembangunan food estate. Yang terakhir, pasangan nomor urut tiga Imdaad-Ipong. Mereka menampilkan sesuatu yang beda, gaya pemaparannya lebih mirip orasi ketimbang membaca materi. Apalagi ketika Ipong memaparkan visi-misi dengan suara serak-basahnya.
 
“Kita tahu jalan rusak antarkabupaten/kota sangat dikeluhkan. Bukan hanya masyarakat tapi pejabat juga mengeluhkan kondisi ini. Transportasi akan jadi hal yang pertama kali dibereskan,” ujar Ipong usai rapat paripurna.
 
Selain itu, lanjutnya, pekerjaan rumah besar yaitu memanfaatkan lahan bekas tambang. Ipong berpendapat, potensi besar di lahan bekas tambang tapi tidak dilirik. Begitu pula dengan potensi wisata di Kaltim. Sementara Imdaad menekankan jatah dari pusat yang harusnya diterima Kaltim. “Kita tahu Kaltim merupakan provinsi terkaya tapi kenapa jalan masih rusak, listrik kurang, juga pengangguran yang jumlahnya tinggi,” tegasnya.
 
ADA YANG DIZALIMI
 
Ketika ketiga pasangan berceloteh tentang janji-janji mereka, sorak-sorai, tepuk tangan, hingga gelak tawa jadi ekspresi para penonton. Hal menarik tampak ketika giliran Farid-Sofyan Alex yang maju. Mereka tampak kompak meski diboikot para anggota DPRD Kaltim dari fraksi PDI Perjuangan (PDIP), yang mestinya jadi pendukung mereka.
 
Hanya dua kader PDIP yang datang. “Kami tidak memerintahkan anggota DPRD dari PDI Perjuangan tidak hadir di rapat paripurna. Tapi kami memerintahkan walk out ketika cawagub pasangan tersebut memaparkan visi-misi,” ujarnya. Dodi juga tidak menyebut nama Aji Sofyan Alex, dia berulang kali menyebut “cawagub yang tidak direstui partai”. Menanggapi aksi tersebut Sofyan menjawab santai.
 
Menurutnya, dia tak masalah jika PDI Perjuangan tidak sepakat dengan pengusungannya. “Tapi bukan begitu caranya, terlihat sekali tidak berjiwa besar. Ini acara KPU (Komisi Pemilihan Umum, Red) berarti mereka tidak menghargai KPU,” ujarnya. Sofyan mengaku ikhlas menerima segala perlakuan kepada dirinya. “Banyak yang bilang saya dizalimi, doa orang yang dizalimi kan terkabul ya. Jadi saya tetap menjaga semangat.
 
Tangan Tuhan itu bekerja,” ujarnya. Meski begitu, timses pasangan nomor dua ini kompak. Jargon yang disebutkan timses senada, tepuk tangan kuat seragam, dan teriakan sahut menyahut tertata. Berbeda respons ketika nama pasangan calon nomor satu disebutkan master of ceremony (MC). Ketika nama pasangan AFI-Mukmin disebut, timsesnya merespons datar. Sekadar tepuk tangan, tak ada teriakan. Sementara timses pasangan Imdaad Hamid-Ipong Muchlissoni bersorak-sorai namun banyak tak kompak.

No comments:

Post a Comment