Jakarta - Pelemahan rupiah yang membuat dolar AS
menyentuh Rp 11.000 akan berpengaruh juga terhadap harga properti.
Banyaknya besi-besi konstruksi yang masih diimpor, akan membuat harga
properti ikutan naik.
Ketua Umum DPP Real Estate Indonesia (REI)
Rudy Margono mengatakan, besi menjadi salah satu komponen penting bahan
dasar bangunan.
"Besi kita masih banyak impor ya. Di saat rupiah
terus melemah seperti ini, harga besi juga terus naik. Tentunya harga
properti akan naik dalam waktu dekat," ungkap Rudy kepada detikFinancee
saat ditemui di pameran properti JCC, Senayan, Jakarta, Sabtu
(24/8/2013).
Kenaikan diprediksi bisa mencapai 10% dalam waktu
dekat. Selain pelemahan nilai tukar rupiah, beberapa indikator lain
seperti kenaikan upah buruh dan komponen bahan dasar bangunan juga ikut
dihitung.
"Harganya akan naik sekitar 10%. Karena kita hitung
juga upah buruh bangunan yang naik 10-20%. Jadi hitungannya ada
pelemahan nilai tukar rupiah, inflasi dan upah buruh yang terus
meningkat," imbuhnya.
Namun Rudy menegaskan, berinvestasi
properti lebih baik dibandingkan saham, emas, bahkan dolar. Apalagi di
saat ekonomi yang belum pasti seperti saat ini.
"Dengan adanya
fenomena rupiah yang melemah saat ini, investasi properti merupakan
instrumen investasi yang paling aman daripada emas, dolar, atau saham,"
cetusnya.
No comments:
Post a Comment