Jakarta - Nilai tukar dolar masih perkasa terhadap
rupiah, yang hari ini sempat mencapai Rp 10.550/US$. Meski demikian,
Menteri Keuangan Chatib Basri tidak khawatir akan situasi ini.
"Tidak
apa-apa, saya tidak khawatir (dolar di atas Rp 10.000), aman-aman
saja," ujar Chatib ditemui di Auditorium BKPM, Jakarta, Senin
(19/8/2013).
Alasan Chatib sama sekali tidak khawatir melemahnya
rupiah terhadap dolar ini karena mata uang negara lain pun juga
mengalami hal yang sama seperti rupiah.
"Coba lihat mata uang
negara lain, sama kondisinya, Indonesia bukan satu-satunya negara di
dunia ini, saya juga sudah tanya semua pelaku usaha di dunia, mereka
saat ini taruh uangnya dalam dolar. Lain kalau kondisinya hanya rupiah
saja yang melemah paling tinggi, kalian datang ke saya terus tanya
bagaimana, jadi kalau saat ini aman-aman saja," ungkapnya.
Chatib
mencontohkan, saat ini dolar Australia kemarin Rp 10.000 lebih sekarang
Rp 9.300, yen (Jepang) tidak bicara lagi Rp 76 tetapi sudah Rp 100.
"Jadi dolar Australia pun melemah terhadap rupiah, rupee pun dilepas oleh pemerintah Indonesia," katanya.
Bank Indonesia sendiri, lebih memfokuskan agar rupiah stabil bukan turun atau naik atau fluktiatif.
"Yang
dibutuhkan investor itu stabilitas mata uang, bukan fluktuatif, kalau
rupiah melemah impor yang sedikit terganggu karena barang mahal,
sementara bagi ekspor itu jauh lebih baik," tandasnya.
No comments:
Post a Comment