Jakarta - Bos Crown International Holdings Group Iwan Sunito memiliki mimpi besar membawa perusahaannya go public
di bursa Australia pada 2016. Namun tak ada yang menyangka, kalau pria
kelahiran Surabaya ini mengawali karirnya hanya dari 'tukang gambar'.
"Cita-cita
saya akan mencatatkan Crown di bursa dalam lima tahun ke depan. Ini
penting untuk mengembangkan perusahaan, meski kepemilikan menjadi
banyak," ungkap Iwan di Hotel Grand Hyatt, Jalan MH Thamrin, Jakarta,
Selasa (19/7/2011).
Pria lulusan Universitas New South Wales
Australia bidang arsitektur ini memulai bisnis mandiri pada tahun 1996,
setelah dua tahun sebelumnya menjadi tukang gambar di Cox Richardson
Architects.
Pada periode 1996, ia mulai mencari proyek dengan
fokus awal di hunian mewah sekitar New South Wales. Seiring waktu
bisnisnya berkembang dengan menggarap unit perumahan dan beberapa
perkantoran.
Selanjutnya, Crown mulai tumbuh yang ditandai dengan
bekerja sama Iwan dengan dua rekan kerjanya. Lahan yang ia beli dan
teman-temanny kemudian dibangun hunian dengan nilai AUD 55 juta.
"Memang
kuncinya kerjasama dan saya ajak temen-temen saya yang lebih senior.
Dari situ justru baik, karena ada penggabungan skill, pengalaman dan
capital. Dan saat ini bisa eksis, dimulai proyek Rp 280 miliar dan kini
mencapai Rp 18 triliun," tuturnya.
Periode 1996 hingga 2004
menjadi tahap pembelajaran bagi perusahaan Crown International Holdings.
Termasuk bagaimana mengkreasi pasar Australia yang pada waktu itu
mengalami imbas Global Financial Crisis (GFC).
"Di 2004-2007 periode yang paling susah, karena bunga tinggi. Perlu adanya Blue Ocean Strategy, dimana kami membuat maket place
yang berbeda. Tidak bertanding di level yang sama. Bermain dalam skala
besar, dengan fokus pada desain. Kita create itu, namun orang mampu
membeli. Kami juga membuat corporate branding akan lebih dikenal," tutur
Iwan.
Crown semakin banyak dilirik pasar saat mantan Perdana
Menteri Australia John Winston Howard, membuka proyek terbaru perseroan.
Dalam mengkreasikan unit properti baru, Crown juga masuk tim kunci.
Dari kombinasi strategi bisnis tersebut, Crown tumbuh menjadi salah satu
pengembang properti terbesar di Australia.
"Pada periode 2007 hingga saat ini, growth kita
melonjak. Proyek yang sebelumnya Rp 1 triliun adalah yang terbesar bagi
Crown, saat ini justru menjadi yang paling kecil," paparnya.
No comments:
Post a Comment