JAKARTA - Maraknya pemberitaan Ustadz Solmed yang batal
mengisi tausiah di Hong Kong mencuatkan masalah tarif di kalangan para
pendakwah.
Ustadz Zacky menilai hal tersebut membuat beberapa
kalangan masyarakat resah. Diakuinya seorang Ustadz juga menrupakan
manusia, sehingga harus memiliki porsi untuk menjalani kehidupannya.
"Ketika
disampaikan kalimat Allah, itu kewajiban kita. Ustadz juga manusia, dia
punya porsi untuk keluarga, porsi untuk sahabat, jadi bukan hanya
sampaikan tausiyah," kata Ustadz Zacky di kediamannya di kawasan
Cibubur, Jakarta Timur, Minggu 18 Agustus 2013.
Menurut Ustadz
Zaacky, masalah tarif merupakan hal sangat relatif. Pria kelahiran
Jakarta, 8 November 1979 itu menjelaskan, jika ada pihak yang
mengundang, maka masalah tarif biasanya sudah dianggarankan.
"Contoh EO, itu kan sudah masuk ranah komersil. Bagaimana mereka memberikan nilai tertentu kepada pihak pengundang, lalu mereka baru confirm
ke pihak ustadz. Dalam kasus ini, ketika kita ada nilai tertentu yang
kita ajukan dari pihak ustadz itu wajar, karena ada biaya budjetingnya,"
ungkapnya.
Namun, lanjut Zacky, hal tersebut berbeda jika yang
mengundang pihak swadaya masyarakat. Seperti untuk membantu pembangunan
musala, meski pihak ustadz harus mengecek kebenaran undangan tersebut.
"Ngobrol
secara kekeluargaan, mereka kan punya surat ada kop. Kita enggak bisa
hidup berdakwah seperti zaman Rasulullah, kan mereka enggak ada kop, dan
badan tertentu. Tapi sekarang sudah ada badan tertentu, ada CP (contact person), email, Twitter, jadi bisa kita cek legalitas mereka sejauh apa keabsahannya," tandasnya.
No comments:
Post a Comment