JAKARTA - Berkali-kali, Ustadz Solmed membantah telah
meminta tarif Rp150 juta kepada, Majelis Thariqul Jannah, panitia
penyelenggara dakwah di Hong Kong.
Bahkan, Solmed membantah mengenai telah minta tarif. Menurutnya, setiap berdakwah dia tidak menyebut tarif, melainkan kebijaksaan.
"Ya
saya jawab, enggak ada yang namanya tarif, yang ada kebijaksanaan. Dan
kalau bicara kebijaksanaan, siapa pun kita pasti punya. kalau sudah
bicara kebijaksanaan, pasti ukuran setiap orang beda-beda," ujar Solmed
saat ditemui di kediamannya, di kawasan Kebon Jeruk, Jakarta Barat,
Senin (19/8/2013).
Namun, menurut Solmed, dalam masalah ini banyak yang mau memanfaatkan kebijaksaan orang lain, dan meraup keuntungan besar dari acara dakwah.
"Cuma kan ada banyak orang yang manfaatkan kebijaksanaan orang lain. Misalnya, ini kan acara sosial, eh terus tahu-tahu dijual (ada tiket). Bijak itu ngukur diri, dan tidak ada unsur menipu. Misal undang ustadz A, 'Bro,
ada acara nih ngundang anak yatim, punya dana Rp1 juta. Si ustadz
berangkat, eh sampai di sana panitia ngantongin duit Rp30 juta, itu
bijak apa nipu? Itu kan sama saja nipu si A'. Enggak bijak dong, si A dapat Rp1 juta tapi orangnya ngantongin Rp29 juta," ungkapnya.
"Sebenarnya ustadznya sudah bijak, tapi ada yang menyalahgunakan kebijaksanaan ini," sambungnya.
No comments:
Post a Comment