Tuesday, 20 August 2013

Buat Protitype Jet Tempur, DI Butuh Rp78,4 Triliun

JAKARTA -  PT Dirgantara Indonesia (DI) mengaku, pihaknya akan terus melanjutkan proyek pembuatan pesawat jet tempur Korea Fighter Xperiment/Indonesia Fighter Xperiment (KFX/IFX) pada tahun 2014.

Director of Technology & Development PT DI Andi Alisjahbana mengatakan, pihak Korea melakukan penundaan yang dikarenakan masih menunggu keputusan dari negaranya  mengingat proyek tersebut bernilai miliaran dolar AS.

"Jadi memang masih menunggu governance yang baru, nanti setelah itu baru launch," ujar Andi ketika ditemui di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta, Selasa (20/8/2013).

Dia menjelaskan, memang sebelum penundaan proyek tersebut yakni di tahun 2013 ini, Andi mengakui, bahwa sebenarnya proyek tersebut sudah berjalan dua tahun sebelumnya. Sedangkan untuk penyelesaiannya membutuhkan waktu sekira 10 tahun. Adapun program pembuatan KFX/IFX tersebut merupakan kerjasama antara pemerintah Korea dengan Indonesia untuk meningkatkan pertahanan di masing-masing negaranya.

"Untuk kerjasama ini ke Korea, 80 persen, program Korea, 20 persen Indonesia," tukasnya.

Korea sendiri akan mendapatkan 200 unit pesawat dan Indonesia memperoleh 50 unit pesawat. Sementara jenis pesawat yang diproduksi menurutnya pesawat yang lebih canggih dibanding pesawat F16. "Ini di atas F16 namanya generasi 4,5, nah kalau generasi 5 itu F22, kita di tengah-tengah itulah," jelas Andi.

Menurutnya, dibutuhkan dana mencapai USD8 miliar atau setara dengan Rp78,4 triliun untuk bisa menghasilkan prototype jet tempur KFX/IFX yang tersertifikasi dan siap untuk diproduksi.

Sebagai informasi, Pemerintah melalui Kementerian Pertahanan telah mengalokasikan anggaran yang mencapai USD1,8 miliar atau senilai dengan Rp15,68 triliun. Adapun ini setara 20 persen dari keseluruhan biaya pengembangan jet tempur KFX/IFX. (wdi)

No comments:

Post a Comment