Friday 6 September 2013

5 Hal yang Harus Disiapkan Wanita Dalam Mengurus Keuangan

Jakarta - Untuk wanita yang bekerja atau punya penghasilan sendiri, you are a lucky girl. Adanya penghasilan tetap akan memberikan tambahan rasa aman.

Uang memang bukan segalanya, tapi saat sesuatu yang buruk terjadi, adanya keamanan dari segi financial bisa mengurangi masalah. Paling tidak untuk biaya rutin sehari-hari bakal ada. Dapur masih bisa mengepul, uang sekolah anak bisa rutin terbayar.

Nah, bagaimana dengan ibu rumah tangga alias full time mother? Tidak bekerja, tidak berbisnis, tidak suka mempelajari investasi dan masalah keuangan lainnya, tidak mengerti asuransi, bahkan sebagian ada yang tidak tahu jumlah aset dan utang yang dimiliki bersama suaminya. Apa yang akan terjadi pada mereka jika hal seperti ini terjadi?

Tidak ada seorang pun yang menginginkan hal buruk terjadi, tapi nasib tidak ada yang tahu. Sekarang asuransi jiwa mulai populer. Dalam kasus kematian, keluarga yang ditinggalkan akan mendapat sejumlah Uang Pertanggungan untuk biaya hidup yang mudah-mudahan bisa digunakan untuk bekal hingga anak-anak dewasa dan mandiri nanti.

Tapi dalam kasus perceraian, atau poligami? Mungkin ada harta gono-gini, tapi pembagiannya pasti tergantung dari kesepakatan dan ada pihak lain, yaitu si pihak ketiga, apa dia rela berbagi?

Sebagai ibu rumah tangga Anda harus kuat, bisa menjaga diri dan keluarga termasuk dalam sisi finansial. Kita memang tidak mengharapkan hal yang buruk terjadi. Tapi, apa pun yang kita hadapi di depan, akan lebih mudah melewatinya saat kita memiliki kekuatan dan pengetahuan.

Siapkan senjata! Girl power yang utama adalah tentu saja: ILMU. Sebagai wanita, Anda perlu memperkuat diri dengan ilmu finansial. Tidak perlu jadi ahli membaca Laporan Keuangan Perusahaan, tidak harus jeli bertransaksi di bursa saham, tapi yang diperlukan adalah pengetahuan dasar dalam keuangan atau basic financial literacy.

Financial literacy adalah kemampuan untuk memahami bagaimana uang bekerja, bagaimana seseorang mendapatkannya, mengatur, membelanjakan, menginvestasikannya (agar bertambah) hingga menyumbangkannya untuk membantu orang lain.

Seseorang dengan financial literacy yang baik akan memiliki pengetahuan dan informasi yang cukup, yang dibutuhkannya untuk bisa mengambil keputusan dengan matang, terencana dan efektif terhadap bagaimana dia memperlakukan sumber daya finansialnya (termasuk uang).

Sayangnya, di Indonesia tidak semua orang nyaman mendiskusikan masalah finansial. Kebanyakan dari kita dengan nyaman bisa bertanya kepada orang asing tentang agama, suku dan pekerjaan mereka.

Beberapa tidak sungkan berkomentar ‘Kapan menikah?’ atau ‘Berapa umurmu?’ ataupun pertanyaan yang cukup sensitif lainnya. Tetapi di banyak komunitas, masalah uang malah tabu dibicarakan.

Padahal salah satu cara meningkatkan financial literacy adalah dengan berdiskusi dengan orang lain. Obrolan ringan tentang utang kartu kredit dengan seorang sahabat, misalnya, bisa menyadarkan kita betapa tinggi sebenarnya bunga yang kita bayarkan untuk membiayai kebutuhan konsumtif.

Curhat seorang rekan membuka wawasan tentang kompleksnya masalah pembagian warisan. Ceramah Ustad di masjid setiap bulan ramadhan tentang zakat semestinya mengingatkan kita untuk selalu melakukan cek kondisi finansial.

Masalah uang selalu ada dalam hampir setiap aspek kehidupan manusia modern saat ini. Dan, seperti halnya berhitung, membaca dan berkomunikasi, saya yakin bahwa pengetahuan finansial yang baik merupakan salah satu life skill yang perlu diperlajari.

Sebagai wanita, apa saja sih sebenarnya yang sangat perlu kita ketahui tentang uang? Yang pertama tentu pemahaman bahwa uang (halal) itu didapat dengan kerja keras, dan jauh lebih mudah untuk membelanjakannya dibandingkan saat mendapatkannya.

Pemahaman tersebut akan memunculkan hal dasar lainnya yaitu bahwa pendapatan harus lebih besar dari pengeluaran. Jangan sampai besar pasak dari pada tiang. Apa lagi?

Perencana Keuangan dari ZAP Finance Fitri Oktaviani mencoba memaparkannya seperti dikutip detikFinance dari situs resminya, Kamis (4/9/2013).

1. Peta Finansial

http://images.detik.com/content/2013/09/06/5/103021_rupiah2lihluar.jpg
Apa Anda tahu peta pendapatan dan pengeluaran anda selama ini? Apa Anda tahu di mana tersimpan uang yang dihasilkan bertahun-tahun? Ada sesuatu yang bernama ‘net worth‘ atau kekayaan bersih yang merupakan nilai dari seluruh aset dikurangi utang anda. Sebagai seorang yang dewasa dan bertanggung jawab, Anda harus mengetahui semua aset dan utang yang Anda (dan suami miliki).

Petakan uang Anda. Temukan berapa sebenarnya pendapatan dan pengeluaran bulanan maupun tahunan anda (cash flow). Analisa, berapa sebenarnya yang Anda belanjakan untuk membayar utang, tabungan/investasi, biaya pendidikan maupun biaya gaya hidup alias life style.

Dengan informasi tersebut Anda akan mendapatkan peta finansial Anda dan keluarga. Seperti halnya kita memerlukan peta untuk perjalanan lintas sumatra saat mudik atau berlibur ke tempat baru, kita juga memerlukan peta finansial untuk tahu bagaimana mencapai tujuan-tujuan finansial di masa depan (misalnya: biaya kuliah anak, rumah baru, naik haji dll).

2. Perlindungan

http://images.detik.com/content/2013/09/06/5/insurancedalam.jpg
Beruntunglah kita berada di dalam masyarakat yang selalu optimis. Ya, berdasarkan Happy Planet Index tingkat kebahagiaan rakyat Indonesia jauh di atas Singapura yang lebih makmur dan tertib. Kebahagiaan dan optimisme masyarakat kita bisa dikenali dengan beberapa ‘term‘ terkenal seperti ‘Untung saja’, ‘Ngapain sih mikir yang susah-susah’, dan ‘Rezeki mah nanti ada saja’.

Bagaimana jika nanti ‘rezeki’ yang ditunggu itu tidak ada, atau tidak cukup? Bagaimana jika sebenarnya ‘rezeki’ itu telah diberikan saat ini, dan tugas kita mengaturnya hingga masa depan? Bagaimana jika terjadi hal-hal yang tidak kita inginkan di depan mata? Sudahkah kita menyiapkan bekal? Siapkan bekal cadangan anda.

3. Investasi

http://images.detik.com/content/2013/09/06/5/103125_bei8luar.jpg
Dalam istilah finansial, investasi adalah aset yang dibeli saat ini dengan harapan bisa memberikan pendapatan di masa depan, atau dapat dijual dengan harga yang lebih tinggi kelak. Investasi kita perlukan untuk menghadapi inflasi, yaitu kenaikan harga barang yang menyebabkan berkurangnya nilai uang.

Inflasi 10% per tahun artinya sebungkus nasi padang yang hari ini kita beli seharga Rp 15.000 akan naik menjadi Rp 16.500 tahun depan. Tanpa investasi, jumlah uang yang kita miliki mungkin tetap, tapi jumlah/kualitas yang bisa dibeli dengan uang tersebut akan berkurang.

‘Beli semurah mungkin, jual semahal mungkin’ itu yang sering kita dengar. Benarkah? Pada kenyataannya setiap investasi selalu ada risikonya. Beli semurah mungkin, tapi belum tentu bisa dijual mahal.

Beli semurah mungkin, jangan-jangan yang dibeli sebenarnya tidak ada nilainya? Saya prihatin dengan maraknya berita investasi bodong di Indonesia. Please girls, please be wiser. Setiap investasi ada risikonya. Makin besar keuntungan yang ditawarkan seseorang/suatu produk, makin besar juga potensi kerugian yang akan harus berani kita tanggung.

Pada banyak keluarga, keputusan investasi terbesar ada di tangan suami. Tetapi jika keputusan itu salah, maka kesalahan itu akan ditanggung oleh seluruh keluarga. That’s why you need to be smarter my dear friends.

Ingatlah bahwa uang kita dalam bentuk tabungan dan deposito di Bank (legal) ditanggung pemerintah (hingga jumlah tertentu). Dan rate bunganya hanya sekitar 2-4%! Jadi jika ada tawaran investasi yang menggiurkan, pastikan bahwa itu legal, aman, menguntungkan secara wajar dan bertanggung jawab. Jangan lupa pertimbangkan juga risikonya.

4. Pensiun

http://images.detik.com/content/2013/09/06/5/uanghayiddalam.jpg
Berapa usia Anda saat ini? Berapa usia pensiun anda nanti? Usia harapan hidup rata-rata penduduk Indonesia menurut CIA World Factbook 2011 adalah 70-72,5 tahun. Beberapa kerabat saya hidup hingga usia lebih dari 80 tahun! Artinya, jika anda/pasangan pensiun di usia 55 tahun, dapatkah uang pensiun yang dikumpulkan selama bekerja mampu menghidupi hingga 15 sampai 30 tahun ke depan?

Dengan kondisi finansial saat ini, sudah siapkah anda menghadapi pensiun dengan tetap mempertahankan gaya hidup sekarang? Dengan perencanaan yang tepat sejak usia muda, semoga kita kelak menjadi pensiunan mandiri yang dapat hidup nyaman dan bahagia.


5. Hukum Waris

http://images.detik.com/content/2013/09/06/5/103218_duitindra.jpg
Waris juga salah satu hal yang ‘tabu’ dibicarakan masyarakat kita. Padahal, hak dan kewajiban waris melekat pada diri kita, baik sebagai anak, orang tua, istri/suami dan saudara. Hukum Waris di Indonesia cukup rumit karena adanya beberapa hukum waris adat yang berbeda, hukum waris agama maupun waris secara negara.

Kasus waris adalah salah satu kasus perdata yang sering maju ke pengadilan. Perselisihan masalah waris bisa menghancurkan hubungan persaudaraan hingga orang tua dan anak.Sangat penting bagi kita untuk mengetahui, di hukum waris yang mana diri kita berada, apa saja hak-hak dan kewajiban kita sebagai ahli waris maupun (calon) pewaris kelak. Apalagi seorang wanita/istri/ibu memiliki posisi yang unik dalam hukum waris.



No comments:

Post a Comment