Friday, 6 September 2013

Pengusaha: Upah Buruh di Vietnam US$ 75, Indonesia US$ 200

Jakarta - Tingginya biaya buruh di Indonesia membuat industri tekstil dalam negeri kalah dibandingkan dengan Vietnam. Saat ini, Vietnam berada di urutan 3 negara produsen dan eksportir tekstil dunia. Sedangkan Indonesia terus bertahan di urutan 6.

Ketua Asosiasi Pengusaha Tekstil Indonesia Ade Sudrajat mengaku miris dengan kondisi ini. Karena, ekspor tekstil dan produk tekstil dari Vietnam baru dilakukan 10 tahun lalu. Kalau Indonesia, sudah 40 tahun melakukan ekspor.

"Di tahun 2012 kita secara resmi dikalahkan oleh Vietnam," kata Ade dalam sebuah diskusi di Menara Kadin, Kuningan, Jakarta, Jumat (6/9/2013).

Ade mengatakan, pada tahun 2000, saat Vietnam baru menjajaki sektor industri tekstil, urutannya adalah 22. Namun tahun lalu, urutan Vietnam melonjak menjadi nomor 3. "Indonesia dari dulu sampai sekarang masih saja di posisi 6," lanjutnya.

Banyak faktor yang menyebabkan daya saing Indonesia di sektor industri tekstil kalah dari negara Vietnam. Faktornya antara lain menurut Ade adalah keberpihakan pemerintah dalam menetapkan kebijakan pajak terhadap industri.

Selain itu, adalah karena upah di Vietnam yang lebih murah dibanding di Indonesia. "Di sana upah US$ 75, di sini US$ 200," katanya.

Ade melanjutkan, indikator yang paling jelas menunjukkan daya saing sektor industri tekstil di Indonesia kalah dengan Vietnam adalah dengan nilai eskpor dari kedua negara.

Di 2012, Indonesia mengimpor tekstil dan produk tektil dengan nilai US$ 12,5 milar, sedangkan Vietnam sudah mencapai US$ 18 miliar.

"Tahun ini kita perkirakan ekspor Indonesia bisa naik hingga US$ 13,3," jelasnya.

No comments:

Post a Comment