Sunday, 1 September 2013

Bagikan Ijazah, Guru Di China Minta Dicium

Sebuah berita menggemparkan melanda China sepekan terakhir ini. Seorang guru pria di sebuah sekolah menengah di China dikabarkan meminta kepada para siswinya untuk menciumnya sebagai syarat untuk mendapatkan ijazah. Pemberitaan ini dipicu oleh beredarya enam buah foto yang memperlihatkan sang guru sedang dicium dan mencium siswinya. Foto-foto ini diunggah di situs jejaring sosial China, Sina Weibo pada tanggal 20 Agustus lalu.
Foto-foto ini diduga diambil pada saat acara wisuda yang sedang diadakan di sekolah tersebut baru-baru ini. Namun masih belum jelas alasan dibalik diunggahnya foto-foto ini ke situs jejaring sosial. "Di SMA XX di Kota Linxia, Provinsi Gansu, Mr. XX memberitahukan kepada kami, 'Jika kalian tidak mau mencium saya atau membiarkan saya untuk mencium kalian, maka saya tidak akan memberikan ijazah kelulusan milik kalian," tulis sang pengunggah foto yang tidak disebutkan identitasnya tersebut.

Dengan cepat foto ini menjadi bahan pembicaraan di seluruh China. Pihak kepala sekolah dari sekolah tersebut pun membenarkan bahwa foto-foto tersebut diambil saat pelaksanaan wisuda di sekolahannya. Ia juga telah mengetahui identitas guru dalam foto tersebut yang merupakan seorang guru kelas tiga. Namun pembelaan terhadap sang guru justru datang dari para siswi yang berada dalam foto-foto tersebut. Menurut mereka kejadian dalam foto itu bukan atas permintaan sang guru melainkan atas keinginan para siswi tersebut.

"Pada hari wisuda kami, ketika guru kami memberikan ijazah, kami merasa tidak dapat menahan emosi kami. Sebagai bentuk penghargaan atas kelulusan kami, kami pun menjabat tangannya, membungkuk kepadanya dan menempelkan kepala kami padanya. Ketika siswa terakhir mengambil ijazahnya, dia mengatakan, 'Semuanya mari cium guru XX'," kata salah satu siswa menjelaskan.

"Kami semua sudah dewasa sekarang. Kami sudah bisa untuk membuat keputusan sendiri. Tidak satupun dari akan bersedia melakukan sesuatu yang tidak kami inginkan, bahkan jika guru tersebut meminta kami untuk melakukan sesuatu, dan pernyataan yang ditulis di Internet itu adalah sebuah kebohongan. Orang yang menulis hal itu harus segera meminta maaf kepada guru kami," kata siswa yang lain.

No comments:

Post a Comment