Tarakan - Kota Tarakan di Kalimantan Utara (Kaltara),
hingga saat ini terus didera krisis listrik. Pemadaman yang berlangsung
setiap hari dinilai meredupkan aktivitas kegiatan ekonomi warga
setempat.
detikFinance berkesempatan mengunjungi
kota Tarakan, Minggu (1/9/2013). Aktivitas kegiatan ekonomi di kota
yang berada di ujung pulau Kalimantan itu, secara kasat mata terlihat
berjalan seperti biasa. Namun pelaku ekonomi setempat terus mengeluhkan
kondisi kelistrikan di kota mereka.
Seperti yang terjadi di
kawasan pasar dan pertokoan Gusher di Jl Gadjah Mada, pedagang harus
bersusah payah untuk mengeluarkan mesin genset mereka lantaran listrik
padam setiap hari.
"Iya, padamnya setiap hari. Setiap hari, pasti
padam. Terkadang 3 jam, terkadang lebih," kata pedagang Gusher, Nizar,
kepada detikFinance, Minggu (1/9/2013).
Menurut Nizar, persoalan
listrik di Tarakan yang tidak kunjung teratasi dalam beberapa tahun
terakhir ini, terus menyusutkan jumlah pengunjung pasar dan pertokoan
yang ingin berbelanja di salah satu pusat bisnis terbesar di Tarakan
itu.
"Tentu kondisi (listrik) seperti ini, sangat merugikan kita,
pedagang di sini. Setiap hari padam, pasar dan pertokoan jadi gelap.
Pengunjung jadi malas datang ke sini," ujar Nizar.
"Katanya soal
listrik ini berkaitan dengan keterbatasan gas di pembangkit. Tapi
persoalan ini sudah terjadi 3-4 tahun terakhir ini. Kenapa tidak bisa
diatasi?" jelasnya.
Senada dengan Nizar, Rahma, pedagang lainnya
di Pusat Bisnis Gusher mengungkapkan keluhan yang sama. Menurut Rahma,
setiap hari, dia harus mengeluarkan uang yang tidak sedikit untuk
membeli bahan bakar genset yakni bensin premium.
"Setiap hari,
habis seratusan ribu. Lha, kalau pembeli sepi karena pasar dan toko
gelap, sedangkan kita beli bensin setiap hari. Apa tidak merugikan
kami?" sebut Rahma.
"Apalagi sekarang bensin harganya mahal. Ini
saja kami beli bensin eceran. Setiap hari, genset harus diisi bensin
karena setiap hari listrik padam," ungkapnya.
No comments:
Post a Comment