TARAKAN – Masalah listrik Tarakan, mengundang empati
jajaran manajemen PT Kaltim Elektrik Power (PT KEP) untuk ikut
menyelesaikan masalah pemadaman bergilir tersebut.
PT KEP yang bergerak di bidang penyediaan daya listrik sejak lima tahun lalu di Kaltim itu, menyatakan kesanggupannya untuk mengambil alih PLN Tarakan.
“Kami siap bertransaksi dengan PLN untuk mengambil alih PLN Tarakan termasuk seluruh aset dan karyawannya dan tentu dengan jaminan tidak akan pernah ada padam listrik lagi di Tarakan,” tegas Ivan Firdaus SE, Direktur PT KEP kepada Radar Tarakan (Kaltim Post Group) siang kemarin.
Selain memberikan jaminan Tarakan tanpa mati lampu, Ivan Firdaus juga mengatakan, untuk merampungkan rencana ini pihaknya hanya butuh waktu satu tahun untuk proses due diligent (uji tuntas terhadap kinerja perusahaan) dan restrukturisasi.
Waktu ini jauh lebih singkat ketimbang menunggu waktu proses penyelesaian pembangunan PLTU Sungai Maya yang hingga saat ini masih dirundung masalah status lahan.
“Toh, PLN Tarakan juga masih butuh waktu yang lama untuk membangun pembangkit listrik baru guna mengatasi krisis listrik yang parah di Tarakan,” tegas Ivan.
Untuk diketahui, PT KEP adalah perusahaan swasta yang sudah sangat matang dalam urusan ketenagalistrikan di Kaltim.
PT KEP adalah pemegang saham terbesar di PT Cahaya Fajar Kaltim (PT CFK) yang sejak lima tahun lalu menyuplai daya listrik sebesar 2 x 25 Mega Watt ke di Kota Samarinda dan Kota Balikpapan serta Kabupaten Kutai Kartanegara.
“PLTU Embalut sudah beroperasi sejak lima tahun lalu, hingga saat ini tetap menjadi pembangkit andalan di sektor Mahakam yang mensuplai Tenggarong, Kota Samarinda dan Kota Balikpapan,” papar Ivan.
Saat ini PT CFK juga tengah merampungkan pembangunan pembangkit berkapasitas 60 Mega Watt di Embalut.
“Kami targetkan April tahun depan pembangkit berkapasitas 60 MW ini sudah bisa beroperasi untuk menambah pasokan daya ke jaringan Sistem Mahakam,” ungkap Ivan Firdaus.
Selain berkonsentrasi dalam hal ketersediaan tenaga listrik di Kalimantan Timur, PT KEP yang berkantor di Balikpapan ini, saat ini juga tengah mengikuti tender PLTU 2 x 30 Mega Watt di Lombok dan 2 x 100 Mega Watt Kalimantan Tengah.
“Kami merasa terpanggil untuk ikut mengatasi krisis listrik yang sangat serius di Kota Tarakan. Sebab kami juga punya jaringan usaha di Tarakan,” ungkap Ivan.
“Dalam hal perekonomian, Tarakan berpotensi untuk tumbuh pesat. Karena itu listriknya harus disiapkan lebih dari cukup,” sambungnya.
Wali Kota Tarakan H Udin Hianggio yang dikonfirmasi terkait rencana KEP ini merespons baik. Menurutnya rencana restrukturisasi yang ditawarkan PT KEP ini bisa menjadi solusi jangka panjang terhadap nasib listrik di Tarakan.
“Saya tidak masalah dengan rencana itu. Dan itu bisa menjadi solusi untuk jangka panjang,” ujar Udin Hianggio yang dikonfirmasi via telepon, kemarin.
Namun menurutnya, selain masalah jangka panjang, solusi jangka pendek atau dalam jangka 1 bulan ke depan juga harus dipikirkan.
“Bagaimana mengatasi ketersediaan daya listrik dalam masa satu bulan ke depan, ini menjadi perhatian utama,” ujarnya.
Terkait dengan rencana restrukturisasi yang diajukan PT KEP, Wali Kota mempersilakan untuk melakukan pembicaraan dengan PLN Pusat sebagai pemegang saham mayoritas PT PLN Tarakan.
“Silakan dibicarakan dengan pusat, karena 99 persen saham PT PLN Tarakan adalah milik PLN Pusat,” pungkasnya.
No comments:
Post a Comment